Sabtu, 13 November 2010

STRATEGI BISNIS: Mengadopsi Strategi Sun Tzu dalam Bisnis


Sun Tzu adalah seorang ahli strategi perang Tiongkok pada tahun 2500 SM. Seni perang (Art of War) Sun Tzu adalah karya militer klasik dalam literatur China. Kini, dalam kondisi damai, teori tersebut masih terus dipelajari dan digunakan untuk pertempuran di medan perang ekonomi dan bisnis.



Strategi militer dan bisnis memang memiliki beberapa persamaan, sehingga wajar jika banyak yang menerapkan taktik militer dalam ranah bisnis. Berikut beberapa persamaan antara strategi bisnis dan militer:

1. Menggunakan istilah yang sama seperti sasaran, misi, kekuatan dan kelemahan.
2. Sasaran utama adalah memperoleh keunggulan kompetitif.
3. Berusaha menggunakan kekuatan-kekuatan sendiri dalam menggempur kelemahan lawan.
4. Keberhasilan yang dicapai bukanlah kisah sukses yang berasal dari strategi kebetulan.
5. Keberhasilan adalah produk dari perhatian terus menerus terhadap keadaan-keadaan eksternal dan internal yang selalu berubah, dan perumusan serta pelaksanaan upaya adaptasi terhadap keadaan-keadaan tersebut.
6. Unsur tak terduga (element of surprise) memberikan keunggulan kompetitif yang besar.
7. Sistem informasi yang memberikan data mengenai strategi-strategi dan sumber daya lawan atau pesaing adalah sangat penting.
8. Perumusan dan pelaksanaan strategi yang unggul dapat mengalahkan keunggulan lawan dalam hal jumlah dan sumber dayanya.
9. Pihak yang masih menggunakan strategi dan taktik lama akan dapat dikalahkan oleh pihak yang menggunakan strategi dan taktik yang baru.
10. Harus selalu beradaptasi terhadap perubahan-perubahan dan harus selalu meningkatkan kualitas diri agar berhasil.

Dari 36 prinsip Sun Tzu, kita dapat ringkas menjadi 8 prinsip yang dapat dijadikan kiat praktis untuk meraih sukses dalam bisnis.



Mengenali kekuatan dan kelemahan pribadi Anda

Menurut Sun Tzu, tidak ada yang bisa memberitahukan kepada diri kita, siapa Anda sesungguhnya, kecuali diri kita sendiri. Buatlah SWOT analysis untuk diri kita sendiri juga lawan kita, apa kekuatan, kelemahan, apa opportunity dan ancamannya. Setelah itu pikirkan apa yang bisa dimaksimalkan di dalam diri kita dan dimana celah kelemahan lawan.



Integritas moral

Integritas (integrity) adalah bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku, walaupun dalam keadaan yang sulit untuk melakukan ini. Mempunyai moral yang terpuji, disiplin, dan konsisten terus-menerus di dalam pencapaian target dan impian. Misalnya, tidak mau disogok atau melakukan tindakan Korupsi, dll.



Menjadi pendengar yang baik

Mendengar dengan baik itu bisa dijadikan kebiasaan yang sangat baik. Beberapa aturan dalam menyimak seperti mengulangi apa yang kita dengar (mempertegas), bertanyalah, hargai pemikiran dan perasaan lawan bicara, focus dan konsentrasi.



Bertindak dengan perhitungan yang matang

Sun Tzu mengajarkan kepada kita, bahwa memperlakukan orang lain dengan baik adalah landasan bagi kita untuk meraih sukses. Sun Tzu, walaupun seorang panglima besar, namun dia bisa memperlakukan dan menghargai orang lain dengan baik. Walaupun tegas dan disiplin, kita harus bisa bersikap benar-benar untuk suatu perhitungan yang matang.



Bersikap berani

Berani adalah sikap yang harus ada di dalam diri kita. Di zamannya Sun Tzu memang seorang ahli strategi perang. Di kehidupan sekarang, bersikap berani sangatlah diperlukan. Contohnya dalam memulai bisnis, menghadapi risiko-risiko yang mungkin akan muncul, termasuk berani mencoba hal-hal yang baru.



Disiplin

Menurut Sun Tzu, semua prestasi yang besar harus dimulai dari sikap disiplin. Disiplin harus diibaratkan sahabat, bukan musuh. Disiplin membuat kita terus melakukan hal yang benar dan menempatkan di jalan yang tepat menuju ke sasaran.



Kreatif dan penuh semangat

Kreatif sangatlah penting di zaman yang kompetitif ini. Kreativitas akan timbul dari keinginan dan semangat yang berkobar di dalam diri kita. Kita sering mendengar kata-kata Cia You, maksudnya Cia adalah tambah, You adalah minyak. Jadi, kalau api ditambah minyak terus-menerus, apinya akan berkobar penuh semangat. Begitu juga dalam diri kita, untuk meraih sukses diperlukan kreativitas dan semangat yang mengebu-ngebu.



Berupaya mencapai target yang lebih tinggi

Menurut Sun Tzu, sukses bukanlah melakukan apa yang perlu dilakukan, tetapi sukses adalah “melampaui” apa yang perlu dilakukan. Oleh karena itu, buatlah standar yang lebih tinggi terus-menerus, misalnya sudah tercapai X, buat X yang lainnya dan lebih tinggi lagi.



Selalu menambah pengetahuan

Dalam meraih keberhasilan perangnya Sun Tzu juga membutuhkan orang lain; teman/sahabat, guru untuk berdiskusi. Begitu juga dengan kita, untuk meraih sukses harus mencari nasihat kepada mentor, konsultan atau orang yang kita anggap lebih pengalaman.



Dalam perdagangan internasional China kini menjadi negara yang cukup disegani. Setelah menguasai teknologi dan ilmu pengetahuan di berbagai bidang, China kemudian masuk ke Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization). Semua produknya menjelajah semua negeri dengan harga yang murah sehingga membuat Uni Eropa dan AS kelabakan melindungi produksinya. Saat ini, bahkan ketika krisis ekonomi tengah menggelayuti AS, China berhasil menguasai surat obligasi AS sekitar 20 persen.



Dalam konteks yang lebih mikro kita pun terus berperang dan bersaing. Persaingan untuk menjadi yang terbaik memerlukan strategi perang yang jitu. Perang memang bukan satu-satunya cara untuk menang, ada cara yang lebih efisien dari itu seperti blue ocean strategy yang akan lebih menghemat resources kita. Meski demikian, tidak jarang dunia bisnis memaksa kita untuk siap sedia beradu strategi menghadapi competitor.